SDN PASIR BAGADE: Kisi-kisi dan Soal Ujian Tulis Sertifikasi Guru 20...: Kisi-kisi dan Soal Ujian Tulis Sertifikasi Guru 2012 Mulai tahun 2012 proses sertifikasi akan mengalami perubahan. Guru sebaga...
Thursday, February 9, 2012
SDN PASIR BAGADE: NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN)NISN adalah stand...
SDN PASIR BAGADE: NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN)NISN adalah stand...: NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN) NISN adalah standar kode pengenal untuk siswa sekolah yang unik dan berlaku nasional dalam rangka pe...
SDN PASIR BAGADE: DATA NUPTK TERBARU (Download NUPTK Web browser)Ba...
SDN PASIR BAGADE: DATA NUPTK TERBARU (Download NUPTK Web browser)
Ba...: DATA NUPTK TERBARU (Download NUPTK Web browser) Bagi Bapak/ Ibu guru data dengan mudah melihat data NUPTK menggunakan software n...
Ba...: DATA NUPTK TERBARU (Download NUPTK Web browser) Bagi Bapak/ Ibu guru data dengan mudah melihat data NUPTK menggunakan software n...
SDN PASIR BAGADE: BERITA
SDN PASIR BAGADE: BERITA: KKG Bermutu di SDN Pasir Bagade Seperti yang pernah ditulis pada blog kami bahwa KKG difokuskan upaya peningkatan mutu pendidikan mel...
SDN PASIR BAGADE: SDN PASIR BAGADE: BERITA
SDN PASIR BAGADE: SDN PASIR BAGADE: BERITA: SDN PASIR BAGADE: BERITA : Kunjungan Perusahaan SARI HUSADA Tepatnya pada tanggal 07 Februari 2012 , Kami keluarga besar SDN Pasir Bagade...
Wednesday, February 8, 2012
SDN PASIR BAGADE: BERITA
SDN PASIR BAGADE: BERITA: Kunjungan Perusahaan SARI HUSADA Tepatnya pada tanggal 07 Februari 2012 , Kami keluarga besar SDN Pasir Bagade kedatangan tamu dari Peru...
Mengenal Gaya Belajar
Mari mengenali, kira-kira seperti apa gaya belajar Anda dan mengevaluasinya, apakah sudah efektif?
Gaya visual
Pembelajar dengan gaya visual akan lebih baik menyerap informasi yang didapatkan melalui gambat, video, graifs, dan teks buku. Orang-orang dengan tipe ini akan mendapatkan keuntungan ketika informasi disajikan melalui proyektor, papan tulis, dalam sebuah kertas, atau buku.
Penyuka gaya visual biasanya selalu memastikan catatan yang mereka buat dengan detil, dan selalu menyediakan waktu ekstra hanya untuk mereview kembali informasi yang didapatnya dengan membaca buku.
Seringkali, pembelajar gaya visual juga membuat sebuah gambar dan diagram ketika mencoba untuk memahami suatu subjek.
Gaya auditori
Pembelajar dengan gaya auditori akan merasa lebih efektif menyerap informasi hanya dengan mendengarkan materi yang dipresentasikan dosen atau pembicara, melalui rekaman suara, dan bentuk lain dari komunikasi verbal.
Ketika seorang dengan gaya visual lebih nyaman dengan membaca buku atau menyaksikan melalui video, maka pembajar auditori merasa lebih baik dengan menghadiri sebuah kelas perkuliahan untuk mendengarkan langsung dari sang dosen.
Gaya taktil
Pembelajar dengan tipe taktil akan menyimpan informasi dengan baik jika turut terlibat dan berpartisipasi, sehingga ia bisa bergerak dan melakukan sentuhan langsung. Pembelajar tipe ini juga dikenal dengan pembelajar tipe kinestetik.
Contoh dari gaya ini, biasanya bagi para siswa yang belajar bidang otomotif. Mereka akan mampu memelajari lebih baik dengan langsung mengutak-atik mobil daripada duduk di kelas mendengarkan dosen atau membaca buku. Lainnya, akan sangat antusias ketika ditugaskan untuk melakukan percobaan di laboratorium.
Gaya logis
Seseorang yang unggul dalam matematika dan memiliki keterampilan yang kuat penalaran logis biasanya masuk kategori pembelajar logis. Mereka melihat pola cepat dan memiliki kemampuan yang tajam untuk menghubungkan informasi yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang lain.
Pembelajar gaya logis akan menyimpan informasi dengan lebih baik melalui gambaran koneksi yang dibuatnya setelah mengorganisir segala informasi yang didapat.
Gaya sosial
Pembelajar gaya sosial biasanya unggul dalam menulis dan kemampuan komunikasi verbalnya. Orang-orang dengan tipikal ini akan gampang berbicara dengan orang lain dan sering memahami perspektif mereka. Oleh karena itu, tak jarang orang akan meminta nasehat dari para pembelajar gaya sosial ini. Mereka juga dikenal bisa bekerja baik dalam kelompok dan menyukai berkonsultasi dengan guru secara individual.
Gaya soliter
Pembelajar gaya soliter biasanya lebih suka bekerja sendiri dalam bentuk yang lebih privasi. Mereka tidak tergantung kepada orang lain atau mengharapkan bantuan orang lain dalam memecahkan masalah studinya.
Orang dengan tipe ini akan menganalisa apa yang mereka pelajari dengan preferensi dan metode sendiri. Dengan kesenangannya bekerja sendiri, sangat memungkinkan mereka akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan.
Nah, untuk menentukan mana gaya terbaik dan efektif bagi Anda dalam menyerap informasi yang didapat selama proses yang belajar, temukan gaya yang bisa membuat Anda nyaman. Ketepatan gaya dalam belajar akan bermanfaat dalam mendukung kesuksesan belajar dan masa depan Anda!
Monday, February 6, 2012
SKL Ujian Nasional (UN) Tahun 2012
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2012 direncanakan
dilaksanakan pertengahan bulan April 2012 untuk siswa/i SMA sederajat,
akhir bulan April 2012 untuk siswa/i SMP sederajat, sedangkan untuk
siswa SD sederajat dilaksanakan Awal bulan Mei 2012.
Secara rinci jadwal Ujian Nasional dapat dilihat pada tabel berikut:
SATUAN PENDIDIKAN
|
PELAKSANAAN
|
PENGUMUMAN KELULUSAN
|
|
UJIAN UTAMA
|
UJIAN SUSULAN
|
||
SMA/MA dan SMK
|
16 – 19 April 2012
|
23 – 26 April 2012
|
24 Mei 2012
|
SMP/MTs dan SMPLB
|
23 – 26 April 2012
|
30 April – 4 Mei 2012
|
2 Juni 2012
|
SD/MI DAN SDLB
|
7 – 9 Mei 2012
|
14 – 16 Mei 2012
|
Kewenangan Provinsi
|
Standar Kelulusan (SKL) UN 2012 untuk semua mata pelajaran seperti SKL Bahasa Indonesia, SKL Bahasa Inggris, SKL Matematika, SKL Fisika, SKL Kimia, SKL Biologi
dan semua mata pelajaran baik program IPA, IPS, Bahasa, Keagamaan
maupun untuk tingkat SD/SMP/SMA/Sederajat dapat anda Download Disini.
Mulai
tahun 2012 proses sertifikasi akan mengalami perubahan. Guru sebagai
peserta sertifikasi akan menjalani ujian tulis sebelum mengikuti seleksi portofolio atau Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
Sebelum proses sertifikasi dengan pola PLPG atau portofolio, calon
peserta terlebih dahulu akan dites melalui uji kompetensi awal.
Pelaksanaan ujian awal tersebut dilaksanakan secara online dan
diperkirakan berlangsung pada Januari 2012. Semua soal dalam ujian awal
ini dikendalikan langsung sepenuhnya dari pusat, begitupula penentuan
kelulusannya. Calon peserta yang lulus pada ujian awal tersebut,
selanjutnya bisa mengikuti proses sertifikasi dengan pola PLPG. Sedangkan, yang tidak lulus terpaksa harus berhenti untuk diusulkan pada periode sertifikasi berikutnya.
Adapun saat ini, data online NUPTK
para guru sudah final, tetapi LPMP dan Dinas Pendidikan masih diberi
kesempatan untuk melakukan revisi data yang keliru hingga bulan Desember
2011. Diharapkan Januari 2012 data sudah final dan sudah dikirim ke
LPTK.
Dalam
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008, Pasal 12 ayat (5) dinyatakan
bahwa peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio yang belum
mencapai persyaratan uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik
diberi kesempatan untuk: (a) melengkapi persyaratan portofolio, atau
(b) mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang diakhiri
dengan uji kompetensi.
Kisi-kisi uji tulis PLPG disusun oleh tim yang terdiri dari para dosen yang mewakili seluruh rayon LPTK. Kisi-kisi uji tulis PLPG
merupakan acuan bagi rayon LPTK dalam menyusun bahan ajar dan pembuatan
soal uji tulis PLPG. Dengan kisi-kisi, diharapkan dapat mendorong
pembelajaran yang mengaplikasikan prinsip student center dengan
menggunakan multi media dan multi metode yang berbasis pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Materi ujian tulis terdiri dari tiga (3) komponen, yakni:
- Pengembangan profesionalisme guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
- Pedagogik yang terkait dengan mata pelajaran, dan
- Kompetensi profesional atau penguasaan mata pelajaran/bidang keahlian.
Secara berturut-turut, proporsi dari ketiga komponen itu adalah 30% (60 menit), 20% (40 menit), dan 50% (100 menit).
Dikarenakan, banyaknya pesan yang masuk
dan meminta agar meng-upload kisi2 ujian tulis PLPG, maka berikut
beberapa kisi2 yang dapat bapak ibu download:
Catatan: Bagi rekan2 yang punya kisi-kisi
mata pelajaran lain, harap bisa membagi filenya kepada teman2 yang lain
dengan cara menuliskan tautannya pada kolom komentar. Terimakasih.
Sunday, February 5, 2012
KKG Bermutu
Dalam rangka peningkatan kualifikasi dan
penerapan sertifikasi guru sesuai Undang-Undang nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Pemerintah Indonesia beserta Pemerintah Belanda
dan Bank Dunia menyepakati untuk bekerjasama dalam penyelenggaraan
program BERMUTU (Better Education through Reformed Managementand
Universal Teacher Upgrading). Program ini difokuskan pada
upayapeningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan
kinerja guru.Sumber pendanaan program berasal dari Pemerintah Belanda
(melalui Dutch Trust Fund) dan Bank Dunia(pinjaman lunak melalui IDA
Credit dan IBRD Loan),serta dana pendampingan yang berasal dari
Pemerintah Pusat Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen PMPTK), DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi dan
Balitbang Depdiknas dan Pemerintah Daerah.Tujuan Program BERMUTU adalah
untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan kinerja guru melalui
peningkatan penguasaan materi pembelajaran danketerampilan mengajar di
kelas. Program ini dikembangkan dalam kerangka kerja kualitas pendidikan
yang menyeluruh (POM, BERMUTU, 2008)
Salah satu komponen
kegiatandalam Program BERMUTU adalah Penguatan Struktur Pengembangan Guru
di Tingkat Daerah (Komponen 2), dan Pengembangan paket bidang studi dan
manajemen sebagai bahan pendukung kegiatan belajar bagi para guru, guru
inti, dan kepala sekolah pada gugus sekolah (Sub Komponen2.2.). Dalam
rangka melengkapi bahan ajar (paket bidang studi) Panduan Belajaruntuk
Guru Pemandu dan Guru Peserta di KKG/MGMP ini disusun. Selanjutnya
dalam uraian Panduan Belajar ini digunakan istilah Belajar Model BERMUTU
untuk mewakili istilah yang terkait dengan pola pembinaan guru peserta
melalui Program BERMUTU.
Belajar model program BERMUTU merupakan
suatu cara belajar bagi guru peserta dalam peningkatan kompetensi
profesionalnya secara kolaboratif melalui kajian pembelajaran
yang komprehensif dan berkelanjutan menuju terciptanya komunitas belajar
di sekolahdan di KKG/MGMP. Pengkajian pembelajaran yang dimaksud adalah
suatu pengkajian menggunakan pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas),
Lesson Study dan Case Study. Belajar model BERMUTU pada dasarnya
merupakan model penerapan penelitian tindakan kelas oleh guru peserta
yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan pembelajaran.
Tahapan pelaksanaannya dimulai dari kajian pengajaran, identifikasi
masalah, penyusunan rencanatindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,
pengumpulan dan analisis data, refleksi dan tindak lanjut, sampai dengan
pelaporannya. Untuk memperkaya khasanah penelitian tindakan kelas,
pendekatan kolaboratif dalam tahap perencanaan,pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, dan refleksi dalam model Lesson Study diintegrasikan ke
dalam Belajar Model BERMUTU. Selain itu, digunakan juga teknik studi
kasus (Case Study) sebagai alat untukmengumpulkan data dalam observasi
dan refleksi.
Pada Belajar Model BERMUTU ditekankan pada
kajian pengajaran sebagai langkah awal untuk membuka cakrawala guru
tentang proses belajar mengajar dari tiga aspek, yaitu aspek kurikulum,
aspek bidang studi atau materi ajar, dan aspek praktik pembelajaran.
Melalui kajianpengajaran, guru peserta melakukan observasidan
menganalisis proses belajar mengajar secara cermat. Guru peserta
diharapkan dapat mengidentifikasi beragam masalah dalam proses belajar
mengajar dan melakukan praktik pembelajaran dengan memperhatikan
kesesuainnya dengan isi kurikulum, materi ajar, pendekatan,metode,
media, dan strategi pembelajaran.
Guru Harus Mampu Memberikan Penilaian Obyektif kepada Siswa
Seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan memberikan penilaian
kepada peserta didiknya. Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting dalam
evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru dapat
mengetahui kemampuan yang telah dikuasai oleh para peserta didiknya.
Seorang guru harus pula mengetahui kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didiknya, dan segera mengambil tindakan perbaikan ketika terjadi nilai peserta didiknya lemah atau kurang sesuai dengan harapan. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru itulah, guru melakukan perenungan diri atau refleksi dari apa yang telah dilakukan.
Prof. Dr. H. Arief Rachman pernah mengatakan kepada kami para guru di Labschool Jakarta bahwa ada 4 kesadaran yang penting bagi seorang guru atau pendidik dalam memberikan penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:
1. Sense of goal (tujuan)
2. sense of regulation (keteraturan)
3. sense of achievement (berprestasi)
4. sense of harmony (keselarasan)
Berangkat dari keempat kesadaran itulah seharusnya seorang guru melakukan penilaian. Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalah mengukur kemampuan atau kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran.
Bila guru melakukan penilaian akan terlihat nanti kemampuan setiap siswa setelah guru melaksanakan test atau ujian dan kemudian melakukan penilaian. Ketika guru telah memahami benar tujuan pembuatan soal yang sesuai dengan indikator dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa atau peserta didik, maka guru yang bersangkutan akan dengan mudah membuat soal-soal test yang akan diujikan. Dari situlah guru melakukan bobot penilaian yang telah ditentukan lebih dahulu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah direncanakan dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai.
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat terlihat dari prestasi siswa yang menggembirakan. Di situlah seorang guru dapat berbangga diri karena telah sukses dalam mentransfer ilmunya.
Dalam melakukan penilaian, seorang guru harus menyadari adanya sense of regulation (keteraturan). Guru harus membuat soal yang penuh dengan keteraturan dan sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Ketika keteraturan telah menjadi kesadaran guru bahwa soal dibuat dalam rangka mengetahui kemampuan siswa, maka harus sesuai dengan aturan atau regulasi sekolah. Apakah dibuat dalam bentuk multiply chois atau berbentuk essay. Semua itu bergantung dari kesepakatan di antara sesama dewan guru dalam menentukan bentuk soal dan sistem penilaian.
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu membuat setiap siswa berprestasi, dan menemukan potensi unik yang dimiliki oleh setiap siswa. Akan terlihat nantinya, siswa mana yang unggul di bidang MIPA (matematika dan Ilmu Pengetahuan alam), olahraga, art (seni), dan lain sebagainya.
Di sinilah peran guru yang memiliki kesadaran sense of achiement. Ketika terlihat ada siswa yang mengalami masalah dalam pembelajarannya, maka guru perlu melakukan Achievement Motivation Training (AMT) untuk memberikan motivasi dan semangat kepada siswa bahwa mereka sebenarnya bisa. Hanya mungkin faktor kemalasan yang membuat siswa yang bersangkutan mendapatkan nilai rendah. Ingatlah! Tak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang malas.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) mengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Sedangkan penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang oleh guru, dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Dari definisi di atas sangat jelaslah pengertian dari Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment). Namun demikian, pastilah terjadi perbedaan dalam menguraikan defenisi di atas. Semua itu berpulang dari sudut mana kita melihatnya.
Oleh karena itu penilaian siswa harus memenuhi sense of harmony dimana terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Ketika itu telah terjadi dalam standar penilaian kita di sekolah, maka siswa akan merasakan keadilan dari nilai yang diberikan oleh guru. Guru dan siswa merasakan bahwa sistem penilaian yang diberikan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. dimana guru bisa melihat kemampuan setiap peserta didik, dan peserta didikpun merasakan kemampuan apa yang telah dikuasainya. Terjadilah penilaian obyektif dari pendidik kepada para peserta didiknya.
Akhirnya, penilaian siswa yang dilakukan oleh guru dalam mengetahui kemampuan akademik dan non akademik haruslah mengacu kepada kesadaran yang bertujuan, keteraturan, berprestasi, dan menjadi alunan harmony yang selaras, serasi, dan seimbang. Guru harus sering berdiskusi dengan teman sejawat agar penilaian tak menjadi subyektif. Guru harus bisa menentukan model penilaian apa yang harus diputuskan dan diaplikasikan dalam evaluasi pembelajaran. Selamat menilai siswa!.
Seorang guru harus pula mengetahui kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didiknya, dan segera mengambil tindakan perbaikan ketika terjadi nilai peserta didiknya lemah atau kurang sesuai dengan harapan. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru itulah, guru melakukan perenungan diri atau refleksi dari apa yang telah dilakukan.
Prof. Dr. H. Arief Rachman pernah mengatakan kepada kami para guru di Labschool Jakarta bahwa ada 4 kesadaran yang penting bagi seorang guru atau pendidik dalam memberikan penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:
1. Sense of goal (tujuan)
2. sense of regulation (keteraturan)
3. sense of achievement (berprestasi)
4. sense of harmony (keselarasan)
Berangkat dari keempat kesadaran itulah seharusnya seorang guru melakukan penilaian. Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalah mengukur kemampuan atau kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran.
Bila guru melakukan penilaian akan terlihat nanti kemampuan setiap siswa setelah guru melaksanakan test atau ujian dan kemudian melakukan penilaian. Ketika guru telah memahami benar tujuan pembuatan soal yang sesuai dengan indikator dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa atau peserta didik, maka guru yang bersangkutan akan dengan mudah membuat soal-soal test yang akan diujikan. Dari situlah guru melakukan bobot penilaian yang telah ditentukan lebih dahulu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah direncanakan dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai.
Tercapainya tujuan pembelajaran dapat terlihat dari prestasi siswa yang menggembirakan. Di situlah seorang guru dapat berbangga diri karena telah sukses dalam mentransfer ilmunya.
Dalam melakukan penilaian, seorang guru harus menyadari adanya sense of regulation (keteraturan). Guru harus membuat soal yang penuh dengan keteraturan dan sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Ketika keteraturan telah menjadi kesadaran guru bahwa soal dibuat dalam rangka mengetahui kemampuan siswa, maka harus sesuai dengan aturan atau regulasi sekolah. Apakah dibuat dalam bentuk multiply chois atau berbentuk essay. Semua itu bergantung dari kesepakatan di antara sesama dewan guru dalam menentukan bentuk soal dan sistem penilaian.
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu membuat setiap siswa berprestasi, dan menemukan potensi unik yang dimiliki oleh setiap siswa. Akan terlihat nantinya, siswa mana yang unggul di bidang MIPA (matematika dan Ilmu Pengetahuan alam), olahraga, art (seni), dan lain sebagainya.
Di sinilah peran guru yang memiliki kesadaran sense of achiement. Ketika terlihat ada siswa yang mengalami masalah dalam pembelajarannya, maka guru perlu melakukan Achievement Motivation Training (AMT) untuk memberikan motivasi dan semangat kepada siswa bahwa mereka sebenarnya bisa. Hanya mungkin faktor kemalasan yang membuat siswa yang bersangkutan mendapatkan nilai rendah. Ingatlah! Tak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang malas.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) mengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Sedangkan penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang oleh guru, dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
Dari definisi di atas sangat jelaslah pengertian dari Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment). Namun demikian, pastilah terjadi perbedaan dalam menguraikan defenisi di atas. Semua itu berpulang dari sudut mana kita melihatnya.
Oleh karena itu penilaian siswa harus memenuhi sense of harmony dimana terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Ketika itu telah terjadi dalam standar penilaian kita di sekolah, maka siswa akan merasakan keadilan dari nilai yang diberikan oleh guru. Guru dan siswa merasakan bahwa sistem penilaian yang diberikan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. dimana guru bisa melihat kemampuan setiap peserta didik, dan peserta didikpun merasakan kemampuan apa yang telah dikuasainya. Terjadilah penilaian obyektif dari pendidik kepada para peserta didiknya.
Akhirnya, penilaian siswa yang dilakukan oleh guru dalam mengetahui kemampuan akademik dan non akademik haruslah mengacu kepada kesadaran yang bertujuan, keteraturan, berprestasi, dan menjadi alunan harmony yang selaras, serasi, dan seimbang. Guru harus sering berdiskusi dengan teman sejawat agar penilaian tak menjadi subyektif. Guru harus bisa menentukan model penilaian apa yang harus diputuskan dan diaplikasikan dalam evaluasi pembelajaran. Selamat menilai siswa!.
NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN)
Namun mulai tanggal 1 Januari 2012 layanan NISN yang semula melalui DAPODIK, kini seluruh layanan yang bersifat pengelolaan dan transaksi data NISN dikelola oleh PDSP Kemdiknasbud.
Dengan alamat baru ini, penelusuran NISN sangat praktis yakni menggunakan kata kunci “NPSN” (Nomor Pokok Sekolah Nasional). Setelah memasukkan NPSN, dengan sekali klik, data seluruh siswa baik yang aktif maupun alumni langsung dapat dilihat.
Sayang, layanan untuk mengetahui NPSN masih belum lancar. Sehingga untuk mengetahui NPSN, saat ini perlu bertanya kepada pihak sekolah.
Informasi lebih lanjut perihal layanan Dapodik terbaru dapat menghubungi PDSP atau Pusat Informasi dan Humas Kemdiknas di:
Call Center : 177
Email : pengaduan@kemdiknas.go.id atau pdsp@kemdiknas.go.id
Cara Menelusuri NISN
- Masuk layanan baru NISN (klik tautan berikut)
- Masukkan NPSN
- Klik cari
Bila memerlukan bantuan penelusuran NISN harap menyebutkan data sebagai berikut:
- Nama siswa
- Sekolah (lengkap provinsi, kab atau kota)
- NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional)
Saturday, February 4, 2012
DATA NUPTK TERBARU (Download NUPTK Web browser)
Data NUPTK yang selama ini dipublikasikan melalui www.nuptk.info sudah ditutup dan dialihkan ke situs PMPTK Kementerian Diknas dengan program nuptkwebbrowser.exe. Dengan program ini usulan baru NUPTK dapat dipantau.
Beberapa kelebihan program ini, antara lain:
- tidak perlu menginstal
- dapat menampilkan data PTK per sekolah (sebelumnya, data yang dipublikasikan melalui www.nuptk.info adalah per kab/kota dan harus diunduh)
- data dilihat langsung (tanpa melalui proses mengunduh)
- data usulan baru dapat dipantau
- menampilkan nomor Peg_ID
Bapak/ Ibu guru dapat mendownload software program nuptkwebbrowser.exe pada tautan berikut:
Software Program nuptkwebbrowser.exe
Bagi Bapak/ Ibu guru yang sedang membutuhkan informasi tentang sertifikasi guru dapat me-klik tautan berikut: Calon Peserta Sertifikasi Guru 2012.
Catatan:
Silahkan tinggalkan :1. Nama
2. Nama Sekolah
3. Kabupaten sekolah
4. Provinsi sekolah
Untuk mengetahui NUPTK anda.
Jika ingin nomor NUPTK anda dikirim via email, silahkan tambahkan point:
5. Alamat email anda
Semoga bermanfaat…
Thursday, February 2, 2012
Berani MENGAJAR dan BELAJAR
Bukan rahasia lagi kalau mutu dan profesionalitas guru masih menjadi tantangan utama pendidikan nasional. Sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru belum meningkatkan mutu dan profesionalitas mereka. Ada banyak kendala menyebabkan peningkatan mutu dan profesionalitas ini tidak juga berhasil dicapai. Salah satunya adalah rendahnya motivasi belajar para guru.
Sudah seharusnya jika guru berani mengajar juga harus berani belajar. Bukankah ilmu pengetahuan itu terus berkembang, mungkin yang dipelajari 5 tahun yang lalu sudah berbeda dengan sekarang. Apabila itu diajarkan tentunya sudah tidak relevan lagi. Selain mengajar, guru juga harus senantiasa belajar untuk meningkatkan kompetensinya. Sehingga mutu dan profesionalitasnya terus meningkat.
Seperti juga di tulis di blog ini, Salah satu peran guru adalah sebagai pelajar. Tidak hanya mengajar tetapi juga belajar. Cara belajar guru tentunya beragam, tapi secara umum sama dengan layak pelajar, yaitu dengan membaca. Kegiatan tersebut bisa dilakukan tidak hanya bersumber dari buku saja tetapi juga bisa dari internet yang sifatnya lebih dinamis.
Setelah membaca selanjutnya diharapkan untuk guru mampu juga menulis. Peradaban bangsa ditandai dengan banyaknya karya tulis. Guru bisa membuat karya tulis dalam berbagai media. Menulis adalah salah satu kegiatan untuk mengasah kemampuan bernalar. Sehingga dalam mengajar guru menjadi bisa untuk menghadirkan kegiatan belajar mengajar yang tak hanya menitikberatkan pada hafalan saja, tetapi juga guru bersama anak di kelas bisa menggunakan nalarnya untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Kegiatan belajar guru bisa juga dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, dan sebagainya. Jika gurunya selalu lebih pintar tentunya anak didiknya juga akan mengikuti. Perlombaan atau persaingan tidak hanya antara anak saja tetapi juga antara anak dan guru. Oleh sebab itu, guru selain harus mengajar juga harus belajar.